Selasa, 27 Desember 2016

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 10)


BimbinganIslam.com
Jum'at, 04 Shafar 1438 H / 04 November 2016 M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 10)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-10
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 10)

Assalāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan ikhwan dan akhwat yang saya muliakan. Kita masih berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media.
Yang kedua, yang perlu ditekankan kalau kita ingin dakwah dengan sosmed kita, ketika kita dapat artikel, baca dulu dan baca dulu.
"Mas aku masih belum faham dengan artikel yang antum kirim."
"Artikel yang mana ya?"
"Itu yang tentang khusyu."
"Tunggu-tunggu aku baca dulu."
Ternyata dia belum baca, sudah main sebar sana, sebar sini, sebar situ, baca !!!
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 9)


BimbinganIslam.com
Kamis, 03 Shafar 1438 H / 03 November 2016 M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 09)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-09
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 9)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān dan akhwāt yang saya muliakan, kita masih berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media.

(10) Point yang kesepuluh: JANGAN MEMBAHAS MASALAH BESAR

Point yang berikutnya, masalah-masalah yang besar dikembalikan kepada ulama, jangan dibahas di grup. Harus dikembalikan kepada para ulama, kepada ahli ilmu, kepada ulil amri.
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 8)


Rabu, 02 Shafar 1438 H / 02 November 2016 M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 08)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-08
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 8)

Assalāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan ikhwan dan akhwat yang saya muliakan.
Kita masih berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media.

(9) Point yang kesembilan: HATI-HATI BERKOMENTAR
Hati-hati memberikan komentar di sosmed.
Dan ini saya tekankan, apalagi kita sudah belajar. Walaupun orang itu jelas-jelas bersalah, apalagi sudah taubat, dan kita tidak tahu kapan dia taubat kepada Allāh Subhanahu wa Ta'ala.
Ini yang ditakutkan oleh para ulama. Gampang memberikan komentar kepada saudaranya.
Ulama besar, Ibrahim An Nakha'i, beliau mengatakan:
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 7)

Selasa, 01 Shafar 1438 H / 01 November 2016 M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 07)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-07
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 7)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān dan akhwāt yang saya muliakan.

Kita lanjutkan berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media.

(8) Point yang kedelapan: WASPADA FITNAH

Yang berikutnya, waspadalah dengan fitnah di sosmed kita.

Apa bedanya fitnah dengan ghibah?
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 6)


Senin, 30 Muharam 1438 H / 31 Oktober 2016 M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 06)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-06
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 6)

Assalāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan ikhwan dan akhwat yang saya muliakan.
Kita akan berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media.

(5) Point yang kelima: BEDAKAN URUSAN PRIBADI DENGAN UMUM.
Poin yang berikutnya, kalau kita mau terjun di ranah sosmed atau di dunia nyata kita harus membedakan antara ranah publik dan ranah privat. Mana yang bisa di-share dan mana yang tidak boleh di-share.
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 5)


Jum'at, 27 Muharram 1438H / 28 Oktober 2016M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 05)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-05
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 5)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān dan akhwāt yang saya muliakan.
Kita akan berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media. Kita masih membahas kaidah yang kedua dari point
yang keempat.

Telah dijelaskan tentang kaidah yang kedua yaitu kita jangan memposting, jangan berkomentar kecuali benar dari segi konten, atau materi (substansi). Dan yang kedua benar dari sisi penyampaiannya.

Kita sudah jelaskan dari sisi materi dan kita tekankan metode kroscek, kroscek dan kroscek. Karena bisa jadi materi keliru itu datang dari orang-orang yang shalih.

Lalu pastikan cara penyampaian kita benar. Bagaimana cara penyampaiannya?
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 4)

Kamis, 26 Muharram 1438H / 27 Oktober 2016M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 04)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-04
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 4)

Assalāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan ikhwan dan akhwat yang saya muliakan.
Kita akan berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media, yang ke 4.

(4) Point yang keempat, TIGA KAIDAH.
Antum harus tahu kaidah komen dan berbicara yang dijelaskan oleh ulama fiqih.

Para ulama fiqih mengatakan bahwa anda tidak boleh berbicara, baik secara langsung atau melalui media, di dunia nyata atau dunia maya kecuali dengan 3 syarat. Dan 3 syarat ini harus kita pikirkan sebelum kita luncurkan, sebelum kita ucapkan, yaitu:
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 3)


BimbinganIslam.com
Rabu, 25 Muharram 1438H / 26 Oktober 2016 M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 03)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-03
-----------------------------------

ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 3)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān dan akhwāt yang saya muliakan.

⑵ Point kedua adalah: HISAB.

Sebelum kita:
√ memberikan comment,
√ memposting sebuah gambar atau meng-upload sebuah video,
√ men-share sebuah artikel atau men-copy paste,

maka perlu dicamkan bahwa:
√ setiap yang kita tulis,
√ gambar yang kita posting,
√ video yang kita upload,
akan dihisab oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Semuanya tanpa terkecuali.

Huruf-hurufnya akan dihisab oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 2)


BimbinganIslam.com
Selasa, 24 Muharram 1438H / 25 Oktober 2016M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 02)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-SosMed-02
-----------------------------------


ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 2)

Assalāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.
Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan ikhwan dan akhwat yang saya muliakan.
Kita akan berbicara tentang adab dan hukum yang berkaitan dengan sosial media.
Salah satu ulama besar pada hari ini, Syaikh Shalih Alu Syaikh, ketika beliau menjelaskan tentang tanda-tanda hari kiamat, beliau menjelaskan bahwa tidak semua tanda-tanda hari kiamat itu negatif.
OK, Dajjal negatif, Yajuj Majuj negatif, durhaka kepada orang tua negatif, banyaknya kasus pembunuhan negatif.
Tapi tidak semuanya negatif dan salah satunya adalah netral yaitu fenomena yang sedang kita alami pada hari ini.
BACA SELENGKAPNYA

Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 1)

BimbinganIslam.com
Senin, 23 Muharam 1438 H / 24 Oktober 2016 M
Ustadz Nuzul Dzikri, Lc
Materi Tematik | Adab Dan Hukum Di Sosial Media (Bagian 01)
Download Audio: bit.ly/BiAS-NZ-Sosmed-01
-----------------------------------
ADAB DAN HUKUM DI SOSIAL MEDIA (BAGIAN 1)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ،
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا 
أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Bapak-bapak, ibu-ibu, rekan-rekan, ikhwān dan akhwāt yang saya muliakan.
Marilah kita awali dengan bersyukur kepada Allāh Jala wa 'Alā, atas segala nikmat dan karunia yang Allāh berikan dan Allāh limpahkan kepada kita.
Nikmat yang tidak mungkin kita bisa hitung. Nikmat yang senantiasa menyapa setiap derap langkah kita. Dan Allāh meminta kita untuk bersyukur kepada-Nya.
Dan nikmat yang harus kita syukuri secara khusus adalah:
BACA SELENGKAPNYA

20 Sebab Kenapa Harus Memaafkan (Bagian 4)

BimbinganIslam.com
Rabu, 04 Dzulqa'dah 1436 H / 19 Agustus 2015 M
Materi Tematik
Ustadz Firanda Andirja, MA
20 Sebab Kenapa Harus Mema'afkan (Bagian 04 - selesai)
Link download audio
https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYNGhrREQ5WnJvWmM/view?usp=docslist_api
➖➖➖➖➖➖➖
20 SEBAB KENAPA HARUS MEMA'AFKAN (BAGIAN 4 - SELESAI)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh, kita lanjutkan pembahasan kita.
KESEBELAS
Hendaknya seseorang ingat bahwasanya sabar itu adalah setengah dari keimanan (nishful īmān) dan setengahnya lagi adalah syukur.
Kata Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ 
"Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allāh) bagi setiap orang penyabar dan banyak bersyukur."
(QS Ibrāhīm: 5)
Allāh menggabungkan antara shabbār dan syakūr.
Oleh karenanya, setengah keimanan adalah kesabaran dan setengah keimanan adalah syukur.
Kalau kita tidak memaafkan tetapi malah membalas maka pahala setengah keimanan itu akan hilang.
Sekarang setengah keimanan ada di tangan kita, tinggal dengan hanya memaafkan maka kita akan mendapatkan setengah keimanan lagi.
Tetapi kalau kita lepaskan dengan emosi dan membalas maka hilanglah pahala setengah keimanan tersebut dan inilah kerugian.
KEDUABELAS
Jika seseorang ingat bahwa saat dia bersabar, dia bisa mengatur jiwanya.
Jiwanya ingin membalas dendam namun dia mengatur/menundukkan/mengalahkan jiwanya, ini berarti dia melatih jiwanya.
Maka jiwanya tidak akan mampu untuk menguasai dia dalam hal-hal yang lain karena dia sudah terbiasa mengalahkan jiwanya.
Seseorang terkadang tunduk kepada nafsunya.
Dalam banyak kondisi kita kalah dan bertekuk lutut dengan hawa nafsu kita, kalah dengan syahwat dan jiwa kita.
Diantara latihan kita menjatuhkan jiwa kita adalah dengan memaafkan.
Jika kita mampu untuk memaafkan berarti kita mengalahkan jiwa kita.
Maka pada kondisi-kondisi yang lain jiwa tidak berani dan tidak bisa mengalahkan kita karena kita sudah tundukkan dia dengan memaafkan orang yang menzhalimi kita.
KETIGABELAS
Hendaknya seseorang ingat jika dia bersabar bahwasanya Allāh yang akan menolongnya dan pasti Allāh akan menolongnya.
Dan Allāh adalah yang mengatur urusan orang yang bersabar.
Dan jika dia bersabar berarti dia telah menyerahkan orang yang menzhaliminya kepada Allāh.
Seakan-akan dia mengatakan:
"Saya bersabar, itu urusan Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Tapi jika kemudian dia membalas untuk membela jiwanya maka Allāh akan membuat dia bersandar kepada jiwanya sendiri.
Maka mana bandingannya, jika kita menolong jiwa kita sendiri atau Allāh yang menolong jiwa kita?
KEEMPATBELAS
Jika kita bersabar atas orang yang mengganggu kita, ini bisa menjadikan orang (yang mengganggu) tersebut sadar dan mungkin minta maaf kepada kita.
Kalau kita bersabar maka orang-orang akan mencela dia, dia berusaha mencela kita tetapi dia dicela oleh banyak orang.
Kenapa?
Karena Allāh menjadikan orang-orang benci kepada orang yang suka mencela.
KELIMABELAS
Bisa jadi jika kita membalas dendam maka akan menjadikan dia (orang yang mengganggu kita) lebih parah lagi, dan ini sering terjadi.
Seseorang menuduh kita berdusta lalu kita balas dengan mengungkap kejelekannya yang lain maka akan semakin parah, orang tersebut semakin mencari lagi kejelekan/aib-aib kita yang lain.
Oleh karenanya, sekarang kita dihadapkan dengan 2 pilihan:
⑴ Diam saat dizhalimi (dizhalimi tidak mengapa)
⑵ Membalas kezhaliman saat dizhalimi maka (mengakibatkan) kezhaliman yang lebih besar lagi
Maka kita pilih yang mana?
Lebih baik adalah tidak membalas saat dizhalimi. Daripada membalas kezhaliman sehingga lebih dizhalimi menjadi-jadi.
KEENAMBELAS
Barangsiapa yang membiasakan diri untuk membalas dan tidak bersabar maka suatu saat orang tersebut akan terjerumus ke dalam kezhaliman.
Akhirnya orang yang menzhalimi kita menjadi terzhalimi dan sekarang kita yang menzhalimi orang.
Akhirnya pertolongan Allāh bukan kepada kita tetapi kepada orang yang menzhalimi kita.
Karena dalam posisi sekarang ini orang yang menzhalimi kita menjadi orang yang terzhalimi oleh kita.
KETUJUHBELAS
Ketahuilah bahwasanya kezhaliman yang seseorang rasakan adalah sebab untuk menggugurkan dosa-dosanya atau untuk mengangkat derajatnya.
Kalau orang tersebut membalas maka hilanglah itu semuanya (tidak menghapuskan dosa-dosanya dan tidak mengangkat derajatnya).
Orang tersebut hanya mendapatkan kepuasan duniawi yaitu bisa membalas dendam. Adapun derajat pahala di akhirat tidak ada sama sekali.
Maka seseorang hendaknya merenungkan hal ini, daripada dia membalas yang bisa membuat pusing dan capai, maka tidak perlu menghiraukan agar dosanya terampuni dan derajatnya semakin tinggi.
KEDELAPANBELAS
Sesungguhnya kalau seseorang memaafkan dan bersabar maka ini adalah kekuatan yang paling besar untuk mengalahkan musuh dan musuhnya menjadi terhina.
Orang-orang tidak akan membiarkan musuhnya.
Kalau dia diam maka orang-orang akan membelanya. Tetapi kalau dia mulai membalas maka itu hilang seluruhnya.
Oleh karenanya, kalau ada orang yang mengganggu kita (misal kita dikatakan pendusta) tetapi kita sabar, acuh dan senyum-senyum saja (tidak terusik) maka dia akan semakin jengkel dan menderita.
Tetapi kalau kita balas maka dia akan senang/bahagia karena kita merasa terusik/terganggu.
Sikap diam atau memaafkannya kita adalah senjata paling kuat untuk mengalahkan musuh kita.
KESEMBILANBELAS
Barangsiapa yang memaafkan musuhnya maka jiwa musuhnya akan merasa rendah/di bawah dari jiwanya. Dan ini merupakan keutamaan tersendiri.
KEDUAPULUH
Barangsiapa memaafkan dan berlapang dada maka ini adalah kebaikan.
Dan kebaikan ini akan menimbulkan kebaikan yang lainnya.
Dan kebaikan yang lainnya tersebut akan menimbulkan kebaikan yang lainnya lagi dan seterusnya.
Oleh karena itu, bukalah dan awalilah kebaikan yang banyak dengan memaafkan.
Kata Ibnu Taimiyyah, seakan-akan mengingatkan:
"Kalau kita berhasil memaafkan maka akan timbul kebaikan-kebaikan yang lain yang akan datang setelahnya."
Inilah 20 nashihat yang ditulis oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah untuk mengajarkan kita untuk bisa memaafkan.
Sifat memaafkan adalah sifat yang sangat berat dan tidak ada yang bisa melakukannya kecuali para Anbiyā dan Shiddīqūn (orang-orang yang imannya tinggi).
Dan perangai ini bisa kita terapkan kalau kita dizhalimi.
Semoga kita termasuk dari orang yang Allāh sebutkan dalam Al Qurān:
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
(QS Āli 'Imrān: 134)
Āmīn Yā Rabbal 'Ālamīn.
Demikian, semoga Allāh mengampuni dosa-dosa kita.
سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك
وبالله التوفيق والهداية
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
__________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
BACA SELENGKAPNYA

20 Sebab Kenapa Harus Memaafkan (Bagian 3)

BimbinganIslam.com
Senin, 02 Dzulqa'dah 1436 H / 17 Agustus 2015 M
Materi Tematik
Ustadz Firanda Andirja, MA
20 Sebab Kenapa Harus Mema'afkan (bagian 3)
Download Audio
https://drive.google.com/file/d/0B1e0BM9z9hzYV2JyNHJrUHNFRk0/view?usp=docslist_api
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
20 SEBAB KENAPA HARUS MEMAAFKAN (BAGIAN 3)
Ikhwān dan akhwāt yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Alhamdulillāh, kita akan lanjutkan pembacaan risalah yang ditulis oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh yang topiknya adalah:
"20 Sebab Kenapa Kita Harus Memaafkan Orang Yang Menzhalimi Kita".
KEEMPAT
Hendaknya dia ingat kalau dia memaafkan dan berbuat baik maka hal itu akan menimbulkan di dalam hatinya hati yang bersih, hati yang jauh dari ghill, hati yang jauh dari keinginan buruk, hati yang jauh dari keinginan membalas dendam.
Dan ini adalah suatu kelezatan yang luar biasa kata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah.
KELIMA
Hendaknya dia mengetahui bahwasanya tidaklah seorang pun yang membalas untuk membela jiwanya (nafsunya) kecuali hal itu akan menimbulkan kehinaan (kerendahan) di dalam hatinya (jiwanya).
Kalau dia memaafkan, maka Allãh akan muliakan dia.
Dan ini adalah yang pernah di kabarkan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
"...tidaklah seseorang memaafkan kecuali Allãh akan menambah kemuliaannya... "
(HR. Muslim)
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan hadits ini berkaitan dengan 3 perkara yang diluar zhahir;
• ⑴
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
"Sedekah tidak mengurangi harta."
• ⑵
وما زاد اللهُ عبدًا بعفوٍ إلَّا عزًّا
"Seorang hamba tidaklah memaafkan kecuali Allãh akan menambah kemuliaannya."
• ⑶
وما تواضَع أحدٌ للهِ إلَّا رفعه اللهُ
"Tidaklah seorang tawadhu karena Allãh kecuali Allãh akan mengangkatnya."
KEENAM
Hendaknya dia ingat bahwasanya balasan sesuai dengan perbuatan, dia ingat bahwasanya jiwanya pun zhālim dia adalah hamba yang penuh dosa.
Dan ingat, barangsiapa yang memaafkan orang lain maka dia akan dimaafkan oleh Allãh Subhanallahu wata'allã.
Oleh karenanya, ini adalah a'zhamul fawāid (faidah yang paling besar), jika anda ingin dimaafkan oleh Allāh maka maafkanlah orang lain.
KETUJUH
Hendaknya seseorang ingat, jika dia sibuk, menyibukkan dirinya untuk balas dendam dan untuk membalas kezhaliman orang lain, maka akan habis waktunya.
KEDELAPAN
Bahwasanya seorang yang tatkala dia membalas dendam sesungguhnya dia sedang menolong nafsunya.
Dia bukan membalas karena Allãh tapi membalas karena jiwanya. Dan kebanyakan orang seperti itu.
Padahal Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam-dan dia adalah seorang Nabi-yang ketika seseorang mengganggunya, (mengganggu Nabi adalah mengganggu Allãh, mengganggu Nabi berarti mengganggu agama Allãh)  nabi tidak pernah membela dirinya.
Kalau yang disakiti dirinya, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak pernah berontak padahal jiwanya adalah jiwa yang paling mulia, jiwa yang penuh dengan akhlaq yang mulia yang jauh dari keburukan.
Itupun tidak pernah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bela jiwanya, yang Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bela adalah kalau ada hak Allāh yang terlanggar baru Nabi marah. Kalau tidak dia yang disakiti, dia tidak pernah membalas.
KESEMBILAN
Jika ternyata anda diganggu (dizhalimi) oleh orang lain karena perjuangan di jalan Allãh:
- karena anda berdakwah, -
- karena menyuruh kepada yang ma'ruf,
- karena mencegah dari yang mungkar,
- karena mengingatkan manusia akan kesyirikan akan kebid'ahan dan macam-macamnya,
lalu anda disakiti, dituduh dengan tuduhan macam-macam, maka janganlah anda balas, karena anda berharap balasan dari Allãh.
Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah menyebutkan ibarat yang sangat indah:
"Barangsiapa yang tidak bersabar dalam berdagang
-dia tidak bersabar dengan panasnya matahari,
-dia tidak bersabar dengan dinginnya hujan
-dia tidak bersabar dengan dinginnya salju
-dengan beratnya bersabar dengan gangguan pencuri
dia tidak bersabar dengan ini semua maka dia tidak perlu berdagang."
KESEPULUH
Hendaknya diingat bahwasanya Allãh bersama dia ketika dia bersabar. Dan dia ingat bahwa Allãh cinta kepada dia ketika dia bersabar.
Siapakah diantara kita yang tidak ingin dicintai Allãh Subhanallahu wata'allã ?
Diantara cara Allãh mencintai kita adalah ketika kita bersabar
إِنَّ اللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
"Dan Allāh mencintai orang-orang yang sabar".
(Āli 'Imrān : 146)
Ibnul Qayyim Rahimahullãh mengatakan:
ليس الشأن أن تُحب ولكن الشأن ان تُحَب 
"Perkaranya bukanlah engkau mencintai Allãh Subhanallahu wa ta'ālla, tetapi perkaranya adalah apakah engkau dicintai Allãh Subhanallahu wa ta'ālla."
Banyak orang merasa cinta kepada Allãh, tetapi belum tentu Allãh cinta sama dia.
Diantara bukti bahwasannya Allãh cinta kepada kita, adalah bila kita diuji kita bersabar, berarti Allãh cinta kepada kita, buktinya kita bersabar, dan Allãh mengatakan:
وَ اللّٰهِ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
Allãh mencintai orang-orang yang bersabar.
Inilah derajat yang indah, dicintai Allãh Subhanallahu wa ta'allã, caranya diantaranya dengan bersabar tatkala dizhalimi.
Kata Ibnu Taimiyyah Rahimahullāh:
"Kalau Allãh sudah bersama dengan seorang hamba, maka Allãh akan menghilangkan berbagai macam kemudharatan (gangguan) yang tidak mampu untuk dihilangkan oleh seorangpun dari mahluk Allãh Subhanallãhu wa ta'ālla."
Kenapa?
Karena Allãh bersama kita.
Karena itu Ibnu Taimiyyah mengatakan:
"Barangsiapa bersabar, Allãh bersama dia maka Allãh akan menolong dari segala macam gangguan-gangguan yang lainnya."
(Bersambung bag. 4)
________________________
Donasi Pengembangan Dakwah Group Bimbingan Islam
| Bank Mandiri Syariah
| No. Rek : 7103000507
| A.N : YPWA Bimbingan Islam
| Konfirmasi Transfer : +628-222-333-4004
Saran atau Kritik silahkan sampaikan kepada kami melalui link berikut:
http://www.bimbinganislam.com/kritikdansaran
BACA SELENGKAPNYA

20 Sebab Kenapa Harus Memaafkan (Bagian 2)

BimbinganIslam.com
Rabu, 27 Syawwal 1436 H / 12 Agustus 2015 M
Materi Tematik
Ustadz Firanda Andirja, MA
20 Sebab Kenapa Harus Mema'afkan (bagian 2)
Download Audio
https://www.dropbox.com/s/eybxjkwxfdygsx9/20%20Sebab%20Kenapa%20Harus%20Mema%27afkan%20II.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖
20 SEBAB KENAPA HARUS MEMAAFKAN (BAGIAN 2)
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Alhamdulillāh, kita akan lanjutkan pembacaan risalah yang ditulis oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh yang topiknya adalah:
"20 Sebab Kenapa Kita Harus Memaafkan Orang Yang Menzhalimi Kita".
Beliau berkata:
Ada beberapa perkara yang membantu seorang hamba untuk bersabar, artinya memaafkan orang yang menzhalimi dia.
Beliau sebutkan ada 20 perkara:
PERTAMA
Seseorang hendaknya mengetahui bahwasannya Allāh-lah yang telah menciptakan seluruh perbuatan hamba.
Seluruh gerakan-gerakan dan diamnya mereka, semua diciptakan oleh Allāh.
Apa yang Allāh kehendaki terjadi dan apa yang tidak Allāh kehendaki tidak akan terjadi.
Tidak ada satu benda kecilpun (dzarrāh) baik di langit dan di bumi yang bergerak kecuali dengan izin Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Hamba-hamba ini hanyalah alat.
Maka lihatlah kepada Dzat yang telah menjadikan musuh-musuhmu menzhalimimu.
Jangan engkau lihat pada perbuatan mereka (lihat siapa yang membuat mereka, mentakdirkan mereka demikian).
Maka engkau akan beristirahat dari kegelisahan dan gundah gulana.
KEDUA
Hendaknya dia ingat dosa-dosanya dan ia tahu bahwasanya tidaklah Allāh menjadikan mereka bisa menzhalimi dia kecuali karena sebab dosa-dosanya.
Kenapa dia dizhalimi? Karena ada dosa-yang dia lakukan.
Allāh berfirman:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
"Musibah apa saja yang menimpamu maka akibat perbuatanmu sendiri dan Allāh memaafkan banyak kesalahan-kesalahanmu."
(QS. Asy-Syūra: 30)
Jika seorang hamba tahu bahwasanya musibah (cercaan, kezhaliman) yang menimpa dia disebabkan dosa-dosanya maka dia akan ingat dosa-dosanya.
Dan dia akan tersibukkan untuk beristighfar, bertaubat kepada Allāh.
Jadi, waktu musibah mengenainya dia salahkan dirinya dulu:
"Jangan-jangan ini karena dosa-dosa saya."
Lantas dia beristighfar, bertaubat kepada Allāh.
Kalau dia sibuk beristighfar dan bertaubat kepada Allāh maka dia akan terlalaikan dari mencaci maki orang yang menzhaliminya.
Kenapa?
Karena dia sibuk memperbaiki dirinya.
Kalau dia sudah bisa memperbaiki dirinya maka musibah tersebut akan terangkat.
Kata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah:
"Kalau engkau melihat seorang hamba tatkala dizhalimi oleh orang lain kemudian dia tidak istighfar dan tidak bertaubat bahkan dia mencaci-maki orang yang menzholiminya, ketahuilah, ini musibahnya benar-benar musibah hakiki.
Kalau ternyata dia beristighfar dan bertaubat maka musibah itu bukan hakiki, hakekatnya adalah nikmat."
Kenapa?
Dia kembali beristighfar dan bertaubat kepada Allāh.
Musibah tersebut yaitu kezhaliman orang lain kepadanya hanyalah wasilah agar dia bisa beribadah kepada Allāh.
Berarti musibahnya bukan hakiki, justru ini nikmat.
Tetapi tatkala dia dizhalimi oleh orang dan dia tidak beristighfar dan tidak bertaubat, malah mencaci maki mereka, sibuk menghabisi mereka, ketahuilah, inilah musibah yang hakiki.
KETIGA
Hendaknya dia ingat, menghadirkan pada dirinya, bahwasanya bagaimana indahnya pahala bagi orang yang bersabar dan memaafkan, sebagaimana firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
"Dan balasan atas keburukan adalah keburukan yang semisalnya. Barang siapa yang memaafkan dan berbuat kebaikan maka pahalanya atas Allāh (Allāh yang memberikan pahalanya), sesungguhnya Allāh tidak menyukai orang-orang yang zhalim."
(QS. Asy-Syūra: 40).
Dalam ayat ini, kata Ibnu Taimiyyah rahimahullah;
Allāh menyebutkan ada tiga golongan manusia tatkala dizhalimi:
⑴ Yang pertama adalah seorang yang muqtashid.
Yaitu dia yang membalas sesuai dengan kezhaliman yang mengenainya]
Allāh mengatakan:
"Dan balasan bagi keburukan adalah keburukan semisalnya."
Kata Allāh:
وَإِنۡ عَاقَبۡتُمۡ فَعَاقِبُواْ بِمِثۡلِ مَا عُوقِبۡتُم بِهِۦ‌ۖ وَلَٮِٕن صَبَرۡتُمۡ لَهُوَ خَيۡرٌ۬ لِّلصَّـٰبِرِينَ
"Kalau kalian ingin membalas maka balaslah sebagaimana kezhaliman yang kalian rasakan." (Namun Allāh mengatakan) "Kalau kalian bersabar maka lebih baik."
(QS. Al-Nahl: 126)
Jadi Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak menyalahkan, saya katakan tidak berdosa.
Kalau ada seorang dikatakan dizhalimi kemudian dia membalas dengan kezhaliman tersebut, dia melampiaskan kemarahannya, selama pembalasannya sama dengan kezhalimannya dia tidak berdosa.
Dan ini Allāh memperhatikan sifat manusia seseorang.
Tidak mengapa kalau dia balas, tetapi harus sesuai dengan kadar kezhalimannya.
⑵ Jenis orang ke-2 yang berdosa, yaitu melanggar melebihi balasan yang seharusnya.
Maka Allāh tutup aib tersebut dengan mengatakan "Allāh tidak menyukai orang-orang yang zhalim".
Kalau dia membalas lebih berarti dia telah berbuat zhalim.
⑶ Dan yang terbaik adalah golongan ketiga yang memaafkan.
Kata Allāh:
"Barang siapa yang memaafkan dan berbuat kebaikan maka pahalanya disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla."
Kata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah:
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas:
"Bahwasanya pada hari kiamat ada suara yang menyeru:
إلاّ ليقم من وجب أجره على الله، فلا يقوم إلا من عفى وأصلح 
"Siapa yang pahalanya wajib Allāh tunaikan hendaknya dia berdiri. Maka tidak ada yang berdiri kecuali orang yang memaafkan dan berbuat baik."
Jadi orang seperti ini akan dimuliakan olah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ada satu hadits yang sangat indah tentang memaafkan dan saya ingatkan kepada para suami:
Kalau anda (kita secara umum) diperintahkan untuk memafkan orang yang menzhalimi kita, orang-orang jauh kita maafkan apalagi jika yang bersalah kepada kita adalah orang yang sangat dekat, contohnya istri kita.
Hendaknya anda memaafkan istri anda.
Istri-istripun demikian, hendaknya memaafkan suaminya.
Para suami ingat hadits Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
من كظم غيظا وهو يقدر على أن ينفذه دعاه الله يوم القيامة على رؤوس الخلائق حتى يخيره مِن العين الحور ماشاء
"Barang siapa yang menahan amarahnya padahal dia mampu untuk melampiaskan amarahnya, maka Allāh akan panggil dia pada hari kiamat di hadapan khalayak (Allāh pamerkan/banggakan dia di hadapan manusia seluruhnya) kemudian sampai Allāh menyuruh dia untuk memilih bidadari yang dia kehendaki."
(HR. Abu Dāwud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani)
(bersambung ke bag. 3)
----------------------------------------------------
#BantuDakwahPapua
Fokus kegiatan :
1. Akuisisi Radio Swasta Untuk Dakwah.
2. Program Kaderisasi Da'i Pribumi.
3. Bina Pesantren.
4. Pembangunan Sarana Ibadah
Salurkan Sedekah dan Infaq anda melalui :
|  Rek. Bank Syariah Mandiri
|  No.Rek 7814500017
|  a.n. Cinta Sedekah [Infaq]
Untuk memudahkan pencatatan laporan donasi
Mohon setelah transfer konfirmasi
SMS ke : 0878-8145-8000
Format konfirmasi :
#BantuDakwahPapua#Nama#Domisili#Tanggal Transfer#Nominal#
⚠ Contoh:
#BantuDakwahPapua#Sarrah#Solo#31/8/2015#500Rb#
Jumlah donasi yang terkumpul sampai dengan tanggal 12 Agustus 2015 Pukul 09.00 WIB adalah Rp. 544.557.640
Kebutuhan dana untuk program
#BantuDakwahPapua Rp. 1,5 Milyar
〰〰〰〰〰〰〰〰
BACA SELENGKAPNYA

20 Sebab Kenapa Harus Memaafkan (Bagian 1)

BimbinganIslam.com
Senin, 25 Syawwal 1436 H / 10 Agustus 2015 M
Materi Tematik
Ustadz Firanda Andirja, MA
20 Sebab Kenapa Harus Mema'afkan (Bagian 1)
⬇ Download Audio
https://www.dropbox.com/s/6937s3hhh7jdybh/20%20Sebab%20Kenapa%20Harus%20Memaafkan%20I.mp3?dl=0
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
20 SEBAB KENAPA HARUS MEMAAFKAN (BAGIAN 1)
بِسْمِ ٱللّٰهِ ٱلرَّحْمٰنِ ٱلرَّحِيمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّا بَعْدَهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا و أَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فَإِنَّ أَحْسَنَ الكَلاَمِ كَلاَمُ اللّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ
Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Alhamdulillāh, kita akan membacakan risalah yang ditulis oleh Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh yang topiknya adalah
"20 SEBAB KENAPA KITA HARUS MEMAAFKAN ORANG YANG MENZHALIMI KITA".
Pembahasan kita kali ini tentang sifat memaafkan.
Dia adalah sifat yang agung, yang Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebutkan bahwasanya perangai tersebut adalah salah satu dari ciri-ciri penghuni surga.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla abadikan dalam Al-Qurān dengan firmanNya:
.. وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 
"Dan orang-orang yang memaafkan (orang-orang yang bersalah kepada mereka)."
(Āli 'Imrān 134)
Dan Allāh Subhānahu wa Ta'āla sebelumnya menyebutkan dalam ayat tersebut:
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
"Bersegeralah kalian menuju kepada ampunan Allāh dan bersegeralah kalian menuju kepada surga Allāh yang luasnya seluas langit dan bumi yang Allāh siapkan bagi orang-orang yang bertaqwa."
(Āli 'Imrān 133)
Kemudian Allāh menyebutkan ciri-ciri orang yang bertaqwa tersebut, diantaranya kata Allāh yaitu:
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 
"Yaitu orang-orang yang memaafkan (orang lain)."
Oleh karenanya kita jangan menyepelekan sifat memaafkan ini.
Sebagian ulama mengatakan bahwasanya:
"Perkara yang paling memudahkan seseorang masuk ke dalam surga setelah Tauhīd adalah akhlaq yang mulia."
Terlalu banyak dalil-dalil yang menunjukkan bagaimana mulianya perangai yang mulia di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Cukuplah sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
أقربكم مني مجلساً يوم القيامة أحاسنكم أخلاقاً. 
"Orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat kelak yaitu orang yang paling mulia akhlaqnya."
(HR. Tirmidzi, dan dia berkata, “Hadis ini hasan.” dari shahābat Jābir radhiyallāhu 'anhu)
Sebaliknya, perkara yang paling memudahkan seseorang masuk neraka setelah kesyirikan adalah akhlaq yang buruk.
Dan kita membahas tentang satu akhlaq yang mulia, yang kata Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh:
"Tidak ada yang bisa mampu melakukannya kecuali para Nabi dan orang-orang shiddiqūn yang imannya tinggi, yang yakin akan hari akhirat."
Oleh karenanya setelah Allāh menyebutkan:
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ 
Kata Allāh :
وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ 
"Dan Allāh mencintai orang-orang yang berbuat ihsan."
(Āli 'Imrān 134)
Jadi, orang yang bisa memaafkan orang lain, dia adalah orang yang telah mencapai derajat ihsan, dalam makna:
√ Dia ihsan dalam beribadah
√ Dan ihsan terhadap orang lain
Ihsan kepada orang lain yaitu dia memaafkan oranglain, berarti dia berbuat baik kepada oranglain.
Dan ihsan dalam hal dia merasa seakan-akan dia melihat Allāh dan kalau dia tidak mampu untuk melihat Allāh berarti Allāh telah melihat dia.
Kenapa?
Karena tatkala dia memaafkan orang lain butuh keyakinan yang tinggi.
Yakin bahwasanya Allāh melihat dia memaafkan orang lain dan Allāh akan memberikan ganjaran.
Kalau dia tidak punya keimanan yang kuat bahwasanya Allāh akan memberikan ganjaran kepada dia, maka dia sulit untuk memaafkan.
Karena kapan kita baru memaafkan?
Yaitu tatkala kita dizhalimi.
Sifat ini (memaafkan oranglain), tidak bisa kita nampakkan kecuali tatkala kita dizhalimi, baru kita tertantang apakah anda memaafkan atau tidak.
Karena kalau sudah dizhalimi, biasanya orang akan menuntut balas.
Maka, Allāh Subhānahu wa Ta'āla menyebutkan diantara sifat-sifat para penghuni surga yaitu orang-orang yang memaafkan orang lain.
Allāh menyebutkan dalam ayat yang lain:
وَأَنْ تَعْفُوا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
"Dan engkau memaafkan maka itu lebih dekat kepada ketaqwaan."
(Al-Baqarah 237)
Kata Allāh:
وَ لْيَعْفُوا وَ لْيَصْفَحُوا أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللهُ لَكُمْ وَ اللهُ غَفُورٌ رَحيمٌ
"Maafkanlah dan berlapanglah dada. Apakah kalian tidak ingin Allāh mengampuni dosa-dosa kalian?"
(An-Nūr 22)
Sebelum kita membacakan risalah Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh yang termasuk di dalam Al-Jāmi'u Al-Masāil, saya akan memberikan muqaddimah tentang sifat memaafkan yang dimiliki oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Dan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam adalah orang yang sangat pemaaf.
Tentunya kita masih ingat tentang kisah seorang 'Arab Badui yang tatkala ingin meminta harta dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam kemudian dia menarik selendang Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dengan tarikan yang keras sehingga memberikan bekas di leher Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Setelah itu dia berteriak:
"Wahai Muhammad, berikanlah harta Allāh yang ada pada dirimu."
Ia meminta dengan cara yang kasar, dengan menarik selendang Nabi dan dengan memanggil nama Nabi, 'Yā Muhammad.'
Tidak ada shahābat yang berani mengatakan Nabi dengan namanya langsung (Yā Muhammad).
Allāh Subhānahu wa Ta'āla saja kalau memanggil, 'Yā Rasūlullāh,' atau, 'Yā Nabiyullāh,' adapun dia mengatakan, 'Yā Muhammad."
Kemudian setelah menarik dengan keras/kasar dan memanggil dengan nama, 'Yā Muhammad,' lantas dia mengatakan, 'Berikan harta Allāh yang ada padamu.'
Subhanallāh, menakjubkan, ini diantara mu'jizat akhlaq Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yaitu Nabi langsung bisa tertawa dan mengatakan:
"Berikanlah harta kepada Badui ini."
Dan ini adalah suatu yang menakjubkan, bagaimana Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tidak bermuka masam terlebih dahulu, akan tetapi langsung bisa memaafkan.
Dan bukan hanya sekedar memaafkan tetapi langsung bisa tertawa terhadap orang 'Arab Badui tadi dan memenuhi permintaannya.
Ini menunjukkan sikap memaafkan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang luar biasa.
(bersambung ke bag. 2)
--------------------------
#BantuDakwahPapua
Fokus kegiatan :
1. Akuisisi Radio Swasta Untuk Dakwah.
2. Program Kaderisasi Da'i Pribumi.
3. Bina Pesantren.
4. Pembangunan Sarana Ibadah
Salurkan Sedekah dan Infaq anda melalui :
|  Rek. Bank Syariah Mandiri
|  No.Rek 7814500017
|  a.n. Cinta Sedekah [Infaq]
Untuk memudahkan pencatatan laporan donasi
Mohon setelah transfer konfirmasi
SMS ke : 0878-8145-8000
Format konfirmasi :
#BantuDakwahPapua#Nama#Domisili#Tanggal Transfer#Nominal#
⚠ Contoh:
#BantuDakwahPapua#Sarrah#Solo#31/8/2015#500Rb#
〰〰〰〰〰〰〰〰
BACA SELENGKAPNYA

Minggu, 25 Desember 2016

Dzikir Sesudah Shalat Fardhu





 (3x) أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Astaghfirullah (3x)
"Aku memohon ampun kepada Allah." (Dibaca 3x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.

Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.

“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”[1] (Dibaca 1x)
BACA SELENGKAPNYA

Kamis, 22 Desember 2016

Alasan Terlarangnya Mengucapkan Selamat Natal bagi Muslim


Mungkin tidak lama lagi, akan terdengar, akan terpampang tulisan yang dibaca “Merry Christmas”, atau yang artinya Selamat Hari Natal. Dan biasanya, momen ini disandingkan dengan ucapan Selamat Tahun Baru.
Sebagian orang menganggap ucapan semacam itu tidaklah bermasalah, apalagi yang yang berpendapat demikian adalah mereka orang-orang kafir. Namun hal ini menjadi masalah yang besar, ketika seorang muslim mengucapakan ucapan selamat terhadap perayaan orang-orang kafir.
BACA SELENGKAPNYA

Saatnya Meninggalkan Musik


Siapa saja yang hidup di akhir zaman, tidak lepas dari lantunan suara musik atau nyanyian. Bahkan mungkin di antara kita –dulunya- adalah orang-orang yang sangat gandrung terhadap lantunan suara seperti itu. Bahkan mendengar lantunan tersebut juga sudah menjadi sarapan tiap harinya. Itulah yang juga terjadi pada sosok si fulan. Hidupnya dulu tidaklah bisa lepas dari gitar dan musik. Namun, sekarang hidupnya jauh berbeda. Setelah Allah mengenalkannya dengan Al haq (penerang dari Al Qur’an dan As Sunnah), dia pun perlahan-lahan menjauhi berbagai nyanyian. Alhamdulillah, dia pun mendapatkan ganti yang lebih baik yaitu dengan kalamullah (Al Qur’an) yang semakin membuat dirinya mencintai dan merindukan perjumpaan dengan Rabbnya.

Lalu, apa yang menyebabkan hatinya bisa berpaling kepada kalamullah dan meninggalkan nyanyian?
BACA SELENGKAPNYA

Minggu, 18 Desember 2016

Empat Perkara yang Berkaitan dengan Rezeki

Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullahu ta'ala menyebutkan:

وأربعة تجلب الرزق : قيام الليل وكثرة الإستغفار بالأسحار وتعاهد الصدقة والذكر أول النهار وآخره
Empat perkara yang mendatangkan rezeki:
1. Shalat malam
2. Banyak memohon ampunan di waktu sahur
3. Menjaga kejujuran
4. Dzikir di waktu pagi dan petang hari

وأربعة تمنع الرزق : نوم الصبحة وقلة الصلاة والكسل والخيانة
Empat perkara yang menghalangi rezeki:
1. Tidur pagi di hari
2. Jarang shalat
3. Malas
4. Khianat

Wallahu A'lam

Sumber: Kitab Zaadul Ma'ad (4/378)
BACA SELENGKAPNYA

Senin, 12 Desember 2016

Serba Serbi Do'a

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله و بعة

Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Banyak di antara kita, yang rajin berdoa siang malam, dia mengucapkan, "Ya Rabbi, Ya Rabbi...". Pagi dan petang dia mengangkat tangannya dan mengatakan "Allāhuma.. Allāhuma…”. Tapi dia merasa do'anya tidak dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Saudaraku yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Jangan putus asa, jangan sampai kita meninggalkan do'a hanya gara-gara

masalah ini. Karena Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda dalam hadīts Bukhāri 6340 dan Muslim 2735 :

يُسْتَجَابُ لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ يَقُولُ دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي
"Do'a seorang dari kalian akan dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, selama ia tidak terburu–buru dengan mengatakan, 'Aku sudah berdo'a namun Allāh tidak pernah mengabulkan doaku'".
فيستحسر عند ذلك ويدع الدعاء
"Lalu ia putus asa dan ia meninggalkan do'a".

Ini fatal, justru ketika kita mengatakan:

"Aku sudah berdo'a terus, berdo'a terus, dan Allāh tidak pernah kabulkan do'aku"

⇒ Maka pada saat itulah benar-benar do'a anda tidak diterima dan tidak dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Dan para ulamā kita mengatakan, bahwa apabila kita sudah mengatakan, "aku sudah berdo'a siang dan malam, namun Allāh tidak pernah mengabulkan".

Al-Imām Ibnu Bathal mengatakan, "Itu seperti orang yang beribadah lalu dia ungkit-ungkit ibadahnya."

√ Seperti orang yang bersedekah lalu ia ungkit-ungkit sedekahnya.

√ Seperti orang yang telah memberi dan berinfaq, lalu dikatakan kemarin aku kasih satu juta, lalu dua bulan yang lalu tiga juta, lalu tiga bulan yang lalu sepuluh juta.

Itu persis seperti orang yang mengatakan, aku berdo'a siang dan malam, tapi Allāh tidak kabulkan do'a-do'aku. Dan itu membuat do'a kita tidak diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Oleh karena itu apa yang harus kita lakukan:

(1) Terus berdo'a.

Para ulamā kita terdahulu kita mengatakan,
لأنا أشد خشية أن أحرم الدعاء من أن أحرم الإجابة
"Aku lebih khawatir, aku tidak diberikan taufik untuk berdo'a daripada do'aku tidak diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla".

Do'a adalah ibadah yang sangat luar biasa. Anggap saja do'a kita tidak dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla, tapi bukankah do'a sendiri itu ibadah yang sangat luar biasa. Maka yang pertama tetaplah berdo'a.

(2) Evaluasi diri.

Jangan-jangan kita melakukan penghalang-penghalang dikabulkannya do'a tersebut.

√ Evaluasi harta kita,

√ Evaluasi makanan kita,

√ Evaluasi minuman yang kita konsumsi,

√ Evaluasi bagaimana respon kita dalam menyambut perintah dan larangan Allāh Subhānahu wa Ta'āla

√ Evaluasi diri ! Pasti ada yang salah.

(3) Bergembiralah

Apabila kita sudah mengevaluasi dan kita merasa bahwa semua syarat-syarat do'a sudah kita penuhi, semua adab-adab do'a sudah kita lakukan. Maka bergembiralah, karena Allāh pasti akan mengabulkan do'a kita.

Allāh berfirman dalam surat Ghāfir 60:
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Mintalah kepada-Ku, Aku akan kabulkan.”

Dan Allāh bukan munāfiq, ketika Allāh memberikan janji maka pasti Allāh akan berikan janji tersebut. Namun Allāh tidak sesempit pola pikir kita, karena itulah manusia.

Manusia berfikir sangat sempit. Ketika kita meminta keturunan yang ada di pola kita, kita melihat bayi mungil yang diberikan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla kepada kita. Pada saat kita meminta mobil, maka kita berharap mobil itu ada di garasi kita. Sedangkan Allāh Al-'Alim Al-khābir, yang paling tahu mana yang terbaik untuk kita.

⇒ Oleh karena itu, bisa jadi yang kita minta itu bukan yang terbaik untuk kita. Oleh karena itu Allāh tidak berikan permintaan kita, namun Allāh ganti dengan yang lain.

Bukankah Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam kita bersabda dalam Hadīts riwayat Imām Ahmad:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُواللَّهُ بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلَا قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ الله بِهَا إِحْدَى ثَلَاثٍ
"Tidaklah seorang muslim berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan sebuah do'a yang tidak ada unsur dosa, tidak ada unsur memutuskan tali silaturahim, tidak ada unsur kezhaliman."

⇒ Artinya do'anya baik, maka pasti Allāh akan kabulkan namun dengan satu dari tiga cara.
إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ
1) Kemungkinan yang pertama Allāh kabulkan dengan memberikan apa yang kita inginkan.

√ Kita minta rumah, Allāh kasih rumah

√ Kita minta mobil, Allāh kasih mobil

√ Kita minta keturunan, Allāh kasih kita anak kepada kita.

⇒ Itu opsi yang pertama.
وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ
2) Allāh tidak berikan yang kita minta. Namun Allāh simpan di akhirat.

√ Kita minta rumah, Allāh tidak kasih kita rumah sampai meninggal kita masih ngontrak, namun Allāh bangunkan istana di surga. Allāhu Akbar.

⇒ Itulah lucunya manusia, ketika Allāh ganti di surga dengan istana yang begitu sempurna lalu dengan bodohnya kita protes kepada Allāh.

"Aku minta berhari-hari, bertahun-tahun, tapi Allāh gak kasih aku rumah"

Anda tidak tahu bahwa Anda sudah memiliki istana di surga dan ketika Anda nyeletuk demikian, istana itu dihancurkan kembali oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Do'a salah seorang dari kalian dikabulkan selama dia tidak terburu-buru. Apa itu terburu-buru ? Dia ungkit aku berdoa siang dan malam namun tidak ada yang dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Padahal tanpa dia sadari, dia sudah memiliki istana di surga. Dia sudah punya fasilitas di surga. Oleh karena itu tahan lisan kita jangan sok tahu di hadapan Allāh.

Mungkin Allāh tidak kabulkan di dunia tapi Allāh ganti di akhirat. Kita meminta keturunan, minta anak yang shālih, Allāh tidak kasih kita anak di dunia tapi Allāh berikan kita keturunan di surga nanti.

⇒ Jangan komplain dengan kebodohan kita kepada Allāh.
وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا
3) Allāh tidak berikan apa yang kita inginkan. Namun Allah palingkan kita dari musibah bencana yang seharusnya menimpa kita.

√ Kita meminta mobil kepada Allāh mobil itu seharga 500 juta, Allāh tidak memberi. Tapi Allāh jaga kita dari penyakit kanker yang seharusnya menimpa kita, yang kalau kita mengambil paket kemo dan seluruh pengobatan, maka itu akan menghabiskan 500 juta dari kita.

Tapi karena kebodohan kita, kita komplain kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

√ Kita minta rumah, Allāh tidak kasih kita rumah. Tapi Allāh palingkan kita dari sebuah kecelakaan maut, yang apabila kita terkena kecelakaan tersebut kita membutuhkan biaya pengobatan bermilyar-milyar rupiah.

⇒ Tapi lagi-lagi itulah manusia karena kebodohan kita. Kita protes kepada Allāh dan kita katakan aku sudah berdo'a siang dan malam tapi tidak ada yang dikabulkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Tiga cara Allāh kabulkan:

⑴ Allāh berikan apa yang kita inginkan.

⑵ Allāh tidak berikan tapi Allāh akan ganti di akhirat, Allāh simpan untuk akhirat kita, karena akhirat lebih baik, dan akhirat itu lebih baik bagi Anda daripada dunia.

⑶ Allāh tidak berikan tapi Allāh palingkan kita dari musibah yang senilai dari apa yang kita minta.

Begitu para shahābat mendengar penjelasan Nabi Shallallāhu 'alayhi wa sallam mereka langsung bergairah, mereka katakan:
قَالُوا إِذًا نُكْثِرُ قَالَ الله أَكْثَرُ
Kalau begitu kami akan perbanyak do'a Yā Rasūlullāh. Apa kata Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam ?

"Allāhu aktsar, Allāh akan lebih banyak lagi mengabulkan do'a-do'a anda".
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Penulis: Ustadz Nuzul Dzikri, Lc

Artikel BimbinganIslam.com


Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-NZ-Doa

Sumber: https://yufid.tv/18982-kajian-singkat-serba-serbi-doa-ustadz-nuzul-dzikri-lc.html

____________________________

◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...

Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah

1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh

2. Support Radio Dakwah dan Artivisi

3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :

http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

*Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah*

🌎www.cintasedekah.org

👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/

📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q

-----------------------------------------
BACA SELENGKAPNYA
Privacy Policy      Disclaimer      Sitemap      Contact Us      © 2017  Ekataba
Powered by Blogger