Minggu, 25 Desember 2016

Dzikir Sesudah Shalat Fardhu





 (3x) أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Astaghfirullah (3x)
"Aku memohon ampun kepada Allah." (Dibaca 3x)

اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ.

Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom.

“Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dari-Mu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”[1] (Dibaca 1x)

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.

“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan). Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.” [2] (Dibaca 1x)

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyah. Lahun ni’mah wa lahul fadhl wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.

“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujaan. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujian yang baik. Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, sekalipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”[3] (Dibaca 1x)

سُبْحَانَ اللهِ ( 33×)
الْحَمْدُ لِلَّهِ (33×)
اللهُ أَكْبَرُ (33×)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.

Subhanallah (33x)
Alhamdulillah (33x)
Allahu akbar (33x).
Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.

“Maha Suci Allah” (33x)
“Segala puji bagi Allah” (33x)
“Allah Maha Besar” (33x).
“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujaan. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”[4]

Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ .
اللَّهُ الصَّمَدُ
لـَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
وَلَـمْ يَكُن لَّهُ كُفُواً أَحَدٌ

“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang.”
“Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Mahaesa. Allah adalah (Rabb) yang segala sesuatu bergantung kepada-Nya. Dia tidak beranak dan tidak pula diper­anakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya. ” (QS. Al-Ikhlash: 1-4). (Dibaca 1x)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang.”
“Katakanlah: 'Aku berlindung kepada Rabb Yang menguasai (waktu) Shubuh dari kejahatan makhluk-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita. Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul. Serta dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki” (QS. Al-Falaq: 1-5). (Dibaca 1x)

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
مَلِكِ النَّاسِ
إِلَهِ النَّاسِ
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ
مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

“Dengan menyebut Nama Allah Yang Mahapemurah lagi Mahapenyayang.”
“Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan (Ilah) manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisik­kan (kejahatan) ke dalam dada-dada manusia. Dari golongan jin dan manusia.” (QS. Al-Naas: 1-6). (Dibaca 1x) [5]

Membaca ayat Kursi

اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi) me­lainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang (berada) dihadapan mereka, dan dibelakang mereka dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari Ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." (Al-Baqarah: 255). (Dibaca 1x)[6]

Dzikir tambahan khusus dibaca setelah mengerjakan shalat Maghrib dan Shubuh.

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. (10×) بعد صلاة المغرب والصبح

Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. (10x)

“Tidak ada ilah (yang berhak diibadahi dengan benar) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang Menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan Yang Mematikan. Dialah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh)[7]

Dzikir tambahan khusus dibaca setelah mengerjakan shalat Shubuh.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً.

Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala.

“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.” (Dibaca setelah salam shalat Shubuh).[8]


Dikutip dari buku “Dzikir Pagi Petang dan Sesudah Shalat Fardhu Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah yang Shahih”

Penulis: Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas

Wallahu A'lam.

-----------------

[1] HR. Muslim (no. 591 [135]), Ahmad (V/275, 279), an-Nasai (III/68-69), Ibnu Khuzaimah (no. 737), Abu Dawud (no. 1513), Ibnu Majah (no. 928), dan ad-Darimi (I/311) dari Tsauban.

[2] HR. Al-Bukhari (no. 844) dan Muslim (no. 593), ad-Darimi (I/311), Ibnu Khuzaimah (no. 742), Ahmad (IV/245, 247, 250, 254, 255), Abu Dawud (no. 1505), dan Imam an-Nasai (III/70, 71) dari al-Mughirah bin Syu’bah.

[3] HR. Muslim (no. 594), Abu Dawud (no. 1506, 1507), an-Nasai (III/70), Ibnu Khuzaimah (no. 740, 741), dan Ahmad (IV/4, 5) dari ‘Abdullah bin az-Zubair.

[4] “Barangsiapa membaca lafazh atau kalimat ini setiap selesai mengerjakan shalat, maka akan diampuni kesalahan (dosa)nya sekalipun seperti buah di lautan.” HR. Muslim (no. 597), Ahmad (II/371, 483), Ibnu Khuzaimah (no. 750), dan al-Baihaqi (II/187) dari Abu Hurairah.

[5] HR. Abu Dawud (no. 1523), an-Nasai (III/68), Ibnu Khuzaimah (no. 755), dan al-Hakim (I/253) dari ‘Uqbah bin Amir. Lihat Shahih at-Tirmidzi (III/8, no. 2324). Ketiga surah ini dinamakan Al-Mu’awwidzat. Lihat pula Fat-hul Bari (IX/62).

[6] “Barangsiapa membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR. An-Nasai dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 100), Ibnu Sunni (no. 124) dari Abu Umamah. Dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’ dan Silsilah ash-Shahihah (no. 972).

[7] “Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda: “Barangsiapa setelah shalat Maghrib dan Shubuh membaca:
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. (10×)
maka akan Allah tulis setiap satu kalinya 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, dilindungi dari setiap keburukan, dan dilindungi dari godaan syaitan yang terkutuk.”

[8] HR. Ibnu Majah (no. 925), Shahih Ibnu Majah (I/152, no. 753), Ibnu Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 54, 110), dan perawi lainnya dari Ummu Salamah. Lihat Majma’uz Zawa-id (X/111). Sanadnya shahih.

SHARE IT
Facebook Twitter Google Digg StumbleUpon Reddit LinkedIn Pinterest buffer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Privacy Policy      Disclaimer      Sitemap      Contact Us      © 2017  Ekataba
Powered by Blogger