Selasa, 10 Januari 2017

Menanamkan Akhlaq Yang Mulia Kepada Anak (Bagian 4)


🌍 BimbinganIslam.com
Kamis, 30 Rabi'ul Awwal 1438 H / 29 Desember 2016 M
👤 Ustadz Abdullāh Zaen MA
📔 Materi Tematik | Menanamkan Akhlak Yang Mulia Kepada Anak (Bagian 4 dari 5)
⬇ Download audio: bit.ly/BiAS-Tmk-AZ-AkhlakMulia-04
🌐 Sumber: https://youtu.be/rgdmJJrbxho
-----------------------------------

MENANAMKAN AKHLAQ YANG MULIA KEPADA ANAK BAGIAN 4 DARI 5
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
إنَّ الـحَمْدَ لله نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون, َ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ,فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَديِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحَدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلةٌ، وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.

Kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allāh Tabāraka wa Ta'āla.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam, kepada para shahābatnya, keluarganya dan umatnya yang setia mengikuti tuntunannya, hingga diakhir nanti.
Para shahābat BiAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Kita akan melanjutkan pembahasan tentang fiqih pendidikan anak.
Kalau misalnya kita ingin anak kita menutup aurat dengan baik, maka orang tuanya, ibunya terutama juga harus menutup aurat.
Sekarang saya kadang-kadang agak prihatin, ada anak-anak lucu-lucu berangkat TPA, pakai jilbab (pakai kerudung) bagus, māsyā Allāh.
Senang lihat anak-anak kecil-kecil sudah pada pakai kerudung.
Tapi yang miris yang antar, ibunya. Ibunya ora kudungan (tidak pakai kerudung). Itukan lucu.
Lucunya apa ustadz?
Lucunya, anak kecil itu belum wajib pakai kerudung, wong tuane (orang tuanya) sing wajib malah ora nganggo kudung (yang wajib malah tidak pakai kerudung). Anake sing durung wajib malah nganggo kudung (anaknya yang belum wajib malah pakai kerudung). Itukan lucu.
Berarti anake besok nek mangkat TPA rasak nganggo kudungan ustadz? (Berarti besok bila anaknya pergi ke TPA tidak usah pakai kerudung, Ustadz)?
Ya salah, bukan seperti itu.
Justru ibu besok nganter anaknya pakai kerudung. Itu namanya memberikan contoh yang real (yang nyata).
Inilah kenyataan-kenyataan yang kita lihat di masyarakat kita.
Kalau misalnya kita ingin anak kita berperilaku baik maka kita pun harus memberikan contoh berperilaku yang baik. Dan ini kita mengajar sekaligus belajar.
Jadi ketika kita mengajarkan perilaku yang baik pada anak kita, kita harus menjadi contoh yang baik pada anak kita di dalam berperilaku, di dalam bertutur kata.
Kalau misalnya kita ingin anak kita itu suaranya tidak keras ketika berbicara, ingin anak kita punya tutur kata yang sopan, maka kita pun berusaha memberikan contoh tutur kata yang sopan.
Sama ketika kita tidak ingin anak-anak kita teriak, kita juga jangan membiasakan untuk teriak-teriak. Maka ini langkah yang pertama.
▪Jadi langkah yang pertama untuk mencetak generasi yang berakhlak mulia adalah dimulai dari tindakan nyata dari orang tuanya agar mereka berperilaku dengan perilaku yang baik.
Dari mana kita bisa melihat, mencontoh perilaku yang baik sebagai umat Islām?
Tentu kita memiliki suri tauladan kita semua, yaitu Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Beliau memiliki akhlak yang sampai menyebabkan Allāh memujinya, sebagaimana dalam Al Qurān Allāh berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Wahai Muhammad, akhlak engkau itu betul-betul mulia."
(QS Al Qalam: 4)

Kalau yang muji Allāh sudah jaminan mutu (yang muji Allāh). Karena yang namanya pujian itu akan diukur dari siapa yang memujinya.
Kalau ada orang yang memuji orang lain, tapi orang yang memuji itu tidak memiliki kedudukan atau tidak dianggap pujiannya, maka tidak berharga. Tapi ini yang muji adalah Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Maka kita sebagai umat Islām tidak usah kita mencari teladan-teladan dari yang lain-lainnya. Ambil saja teladan dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam.
Makanya kalau kita perhatikan, Nabi kita Muhammad shallallāhu 'alayhi wa sallam (terutama sama anak-anak kecil), beliau shallallāhu 'alayhi wa sallam seringkali bercanda dengan mereka, bermain dengan anak kecil, dan itu banyak contohnya.
Ketika wudhū kadang-kadang Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam bercanda dengan mereka. Kadang-kadang ketika Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam lewat anak-anak lagi bercanda, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam nimbrung di situ.
Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam juga tertawa, senyum bersama mereka. Ketika menaiki tunggangan, Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam membonceng salah seorang shahābat untuk naik di belakangnya. Kenapa Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam sedemikian rupa murah senyum kepada anak?
Ada sebagian orang tua kalau ketemu sama anak itu mukanya muka besi. Muka besi itu tidak pernah tersenyum, kayak besi. Makanya tidak pernah senyum.
Dia anggap kalau dia seperti itu dia punya wibawa. Padahal wibawa itu bukan seperti itu caranya.
Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ketika beliau senyum dengan anak-anak, beliau bermain dengan anak-anak. Beliau bercanda dengan anak-anak pada waktunya tentunya. Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ingin agar anak itu merasa dekat dengan beliau.
Sampai disini pengajian kita pada kesempatan kali ini, terima kasih atas perhatiannya. Mohon maaf atas segala kekurangannya.
Kita tutup dengan membaca:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
____________________________

◆ Mari bersama mengambil peran dalam dakwah...
Dengan menjadi Donatur Rutin Program Dakwah Cinta Sedekah
1. Pembangunan & Pengembangan Rumah Tahfizh
2. Support Radio Dakwah dan Artivisi
3. Membantu Pondok Pesantren Ahlu Sunnah Wal Jamaah di Indonesia

Silakan mendaftar di :
http://cintasedekah.org/ayo-donasi/

Hidup Berkah dengan Cinta Sedekah
🌎 www.cintasedekah.org
👥 https://web.facebook.com/gerakancintasedekah/
📺 youtu.be/P8zYPGrLy5Q
----------------------------------------

SHARE IT
Facebook Twitter Google Digg StumbleUpon Reddit LinkedIn Pinterest buffer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Privacy Policy      Disclaimer      Sitemap      Contact Us      © 2017  Ekataba
Powered by Blogger